termenung dan tertatih rani menunggu
menjajakan barang dagangan ditengah padatnya jalanan dan guyuran hujan menerpa
seakan tak kenal lelah, dia pun melawan dan menentang waktu dan dingin disore itu
kala waktu tak juga bersahabat
ranipun pulang dengan sedikit nafkah, kembali dari hidup yang keras ke bumi yang beradab
tertahan guyuran hujan yang telah menghentikan langkah kakinya
ranipun duduk termenung memandang
wajah yang berat merenung nasib yang membuatnya harus seperti itu
nampak wajah lugu terpaksa untuk menerima kerasnya kehidupan jalanan
sungguh ironi potret wajah anak indonesia
kemanakah harusnya dilangkahan kaki mungil itu
haruskah terhentak dan tertatih oleh hantaman hidup
haruskah memikul beban yang makin sarat disaat umur masih belum nampak
haruskah menerima nasib yang begitu hebatnya
malampun berlalu seakan tak membiarkan rani untuk menikmati mimpi kala itu
mualailah pagi yang panjang dengan hari yang tak lebih kerasnya dari hari kemarin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar